run teks

Biarpun Buruk Begini Blogkuini Berharap Bisa Bikin Betah Berselancar Bareng Bloger Brilyan Bumiputra dan Bloger Bule

Balai Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 23 September 2012

Mata Hati Gus Dur dan Mata Kepala Hidayat Nur Wahid


Pilkada Jakarta telah usai. Hasil perhitungan cepat juga telah berakhir. Pasangan Jokowi – Ahok telah menggungguli rivalnya Foke-Nara. Manualnya, kita tungu hasil KPUDnya. Mesikpun telah berakhir , gaung Pilkada DKI masih menggema.
Salah satu yang menarik adalah menyandingkan  dua mata tokoh di atas dalam sekelumit episode politik tanah air.
Gusdur semasa muda(wikipedia.org)
Gusdur -yang dikenal disabled    - mampu melihat dengan mata hati  peta perjalanan seorang Ahok . Hal ini tampak dari suportnya kepada Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (EYD: Basuki Cahaya Purnama, nama Tionghoa: Zhong Wan Xie / 钟万勰) (lahir di ManggarBelitung Timur,29 Juni 1966; umur 46 tahun), atau paling dikenal dengan panggilan Hakka Ahok , untuk mencalonkan diri sebagai  Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Ahok pun terpilih   menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur ( www.youtube.com/watch?v=vZTglpDjpzI).
Tentang ini,menurut Ahok seperti yang diungkapkan pada Kabarinews.com [7/1/2010] bahwa saat ia maju menjadi calon Gubernur Bangka Belitung tahun 2007, Gus Dur rela terbang dari Jakarta dengan pesawat sipil kelas murah untuk mendukung dirinya.
“Dia sudah seperti menjadi juru kampanye saya, tanpa saya perlu membayar. Dia bilang, ‘Ahok, maju terus jangan takut, di negeri ini jangankan jadi gubernur jadi presiden pun bisa, asal kamu mampu, kata dia waktu itu kepada saya’.”ungkap Ahok lebih lanjut.
HNW (wikipedia.org)
Hidayat Nur Wahid – yang dikenal sebagai ujung tombak PKS (Partai Keadilan Sejahtera ) –  dengan mata kepala ( tidak disabled )  langsung tancap gas mendukung Foke- Nara setelah  tereliminasi pada putaran pertama.
Apa jadinya ? Tahu sama tahu lah (versi quick coun) bahwa mata hati  lebih tajam daripada mata kepala . Ternyata mata hati mampu memandang hal-hal lebih jauh sedangkan mata kepala hanya  sejauh batas mata memandang.
Memang (pada setiap manusia) ,mata hati adalah pandangan bersih dan jernih sedangkan pandangan mata kepalamengandung  polusi.

Surat Terbuka untuk Sam Bacile ( Sutradara ” Innocence of Muslims”)



Gambar Oleh Inilah.com
Tuan Sam Bacile , yang saya sayangkan!
Sebenarnya Anda tidak perlu lari (menghindar) secara misterius bilamana Anda  bertanggung jawab terhadap pembuatan film itu. Sebab siapa yang menabur benih, dialah yang akan memanen. Siapa yang menabur angin, akan menuai badai. Hal ini logis dan alami. Anda yang membuat ulah mestinya hanya Anda yang bertanggung jawab terhadap kemarahan umat muslim dunia, bukan malah orang lain yang jadi korban. Dalam ajaran pituah Bali, hal ini disebut KARMA PALA. Sebab Anda telah berulah, Steven Crist telah meregang nyawa. Karena Andalah , beliau dan beberapa staf  kedubes AS di Libya menjadi tumbal fitnah Anda terhadap Nabi kami, Muhammad. Mengapa harus memulai dan terus mengintimidasi umat muslim yang ada di dunia ini dengan mempermainkan simbol-simbol suci keagamaan?
Anda sebagai seorang keturunan Israel dan Amerika mestinya lebih maju dalam pola berpikir demokrasinya. Sebab Amerika dikenal gudangnya demokrasi. Tetapi mestinya juga Anda paham batas-batas toleransi berdemokrasi meski liberal sekalipun. Buktinya di bumi Amerika sendiri , apakah bisa bebas sebebasnya mempermainkan simbol-simbol negara, misalnya! Bisakah orang seenaknya melempar sepatu ke wajah presiden Anda lalu dibiarkan saja tanpa sanksi hukum. Ternyata tidak, bukan? Presiden Anda adalah kehormatan bagi masyarakat politik  Amerika dan bangsa Amerika. Demikian juga simbol – simbol suci keagamaan, yang dijunjung oleh pemeluknya.
Tuan Bacile , yang tidak patut dihormati!